Jumat, 16 April 2010

Tragedi Priok Berdarah

Sudah 3 hari kita digemparkan dengan tragedi berdarah di daerah Koja, Jakarta Utara. Tragedi ini terjadi karena adanya ketegangan antara petugas SatPol PP dengan masyarakat sekitar. Tragedi ini dipicu oleh masyarakat yang mempertahankan makam Mbah Priok yang akan digusur oleh SatPol PP sesuai dengan surat tugas yang diterima dari Wakil Gubernur, yang telah menyetujui surat permohonan penggusuran lahan tersebut. Lahan makam 'Mbah Priok' adalah tanah milik dari PT. PELINDO salah satu perusahaan kilang minyak ternama di Indonesia. Namun keputusan ini diperjuangkan keras oleh masyarakat yang berasumsi bahwa makam tersebut adalah makam keramat. Dimana 'Mbah Priok' adalah seorang penyebar agama Islam di daerah tersebut dan namanya diabadikan menjadi nama daerah yaitu Tanjung Priok.
Tragedi ini memicu banyak ketegangan antara petugas SatPol PP dengan masyarakat. Ketegangan yang terjadi pecah pada pukul 12.00 WIB saat petugas SatPol PP memaksa masuk dan memulai tugasnya ntuk menggusur lahan tersebut. Tragedi ini berlangsung lama dan memakan korban. Dari hasil penemuan petugas dan masyarakat sudah 3 orang SatPol PP tewas akibat bentrokan yang terjadi, puluhan orang luka-luka dan kerusakan sarana prasarana kota serta kendaraan polisi. Bentrokan ini berlangsung anarkis dan sulit diredam. Upaya mediasi yang dilakukan tidak berhasil untuk meredam bentrokan ini. Masyarakat yang merupakan gabungan dari ormas-ormas, masyarakat sekitar dan masyarakat luar tidak berhenti memberikan perlawanan. Mereka beranggapan bahwa mereka harus mempertahankan keberadaan makam tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar